Jaya Marenthika
Rabu, 29 November 2017
Selasa, 28 November 2017
Yang Tadi Siapa??_Short Movie
“YANG
TADI SIAPA?”
Berdasarkan pengalaman pribadi seorang tukang ojek
online serta dipadukan dengan mitos yang beredar di masyarakat.
Genre : HORROR,Mystery
Short Movie
Spesial Halloween
script writing by Jaya Marenthika Putra Aydha
ALUR CERITA
Nama saya Dandi, usia saya 20 th, pekerjaan saya
sebagai seorang mahasiswa semester 4 di salah satu universitas di Pamulang atau
lebih tepatnya UNPAM.
Selain sebagai seorang mahasiswa, saya juga punya
pekerjaan sambilan yaitu sebagai tukang ojek online.
Saya mau berbagi pengalaman selama menjadi tukang ojek
online yang membuat bingung dan membuat bulu kuduk merinding.
Langsung saja,…
Malam itu, seperti biasanya sebagai tukang ojek online,
saya bekerja dari pagi sampai malam, terkadang sampai subuh. Karena, dengan alas
an saya lagi kredit laptop, jadi buat nambah – nambah penghasilan gitu.
Malam itu, tepat malam jumat kliwon, suasana malam
yang mencengkam ditambah lagi hujan rintik – rintik (gerimis) yang menurut
sebagian masyarakat penganut kepercayaan tahayul/mitos kalau malam jumat
disertai hujan gerimis biasanya menjadi kesenangan tersendiri bagi makhluk
halus yang suka jahil untuk menggangu manusia dengan cara menampakkan wujud
mereka atau menjelma menjadi sesosok manusia. Karena lagi butuh duit, saya pun
tak menghiraukan mitos tersebut.
Saya pun berangkat ke tempat biasa mencari penumpang,
tapi malam itu sangat sepi dan penumpang pun gak ada, sampai larut malam masih
belum ada penumpang.
Tepat pukul 1:00 dini hari barulah handphone pun berdering
(tanda masuknya pesan) saya pun membuka handphone ternyata benar ada yang
memesan gojek seorang wanita. Karena, saking senengnya saya pun langsung
berangkat ke tempat wanita tersebut.
(Terjadilah percakapan lewat telephone)
Dandi : hallo, selamat malam ? mba
posisi dimana ya sekarang ?
Dian :
iya hallo, saya masih di dalam rumah nih mas, tunggu saya 10 menit lagi, Mas posisi udah dimana?
Dandi : saya
udah nyampe nih mba..
Dian : ooh,,iya, tunggu ya mas bentar
lagi.
Dandi : iya mba, saya tunggu
disebelah rumah kosong ya.
Dian : oh ya udah…(menutup telephone)
Saya pun menunggu, tak lama kemudian dari sudut yang
gelap sebelah rumah kosong ada sosok wanita yang berjalan menghampiri saya,
(karena agak ngantuk, mata melihatnya agak ngeblur, hanya suaranya yang
terdengar)
(terjadilah percakapan)
Wanita misterius : mas ayo kita jalan?
Dandi : ooh,, iya mba.
Tanpa pikir panjang saya pun menghidupkan motor dan
langsung jalan.
Ditengah perjalanan saya merasakan ada yang aneh
dengan penumpang ini, badannya dingin dan tercium bunga yang sangat menyengat,
kalau gak salah bunga melati.(dalam hati
berkata : ini orang pake minyak apa sih?)
Ketika sampai di komplek perumahan yang dekat kuburan
tiba – tiba wanita ini minta berhenti, saya pun berhenti dan bertanya :
(Terjadilah percakapan )
Dandi : “mba kok berhenti
disini?”tanya saya
Wanita misterius
: iya mas, (dengan nada pelan)
Dandi : ooh,, tapi gak papa nih mba?
Wanita misterius : iya gak papa.
Dandi :
tapi mba gak takut, ini kan malam jumat kliwon udah gitu ini udah larut malam
belum lagi didepan kita ini komplek pemakaman? (merasa khawatir)
Wanita misterius
: gak papa mas.
Dandi : Ooh,,ya udah mba
makasih ya ?
(Wanita itu pun
berjalan ke tempat gelap arah pemakaman)
(Karena merasa gak ada yang aneh saya pun puter balik
untuk pulang)
Saya pun puter balik karena mata udah ngantuk.
Baru beberapa meter handphone pun berdering (bunyi
nada telepon), Saya pun berhenti sejenak, ketika saya lihat ternyata ada
panggilan masuk, saya pun mengangkatnya.
(Terjadilah percakapan lewat telephone)
Dandi : Hallo ?? ini siapa ya??
Dian : mas dimana ? saya mba Dian yang
mesan gojek mas? saya tungguin dari tadi, katanya udah nyampe ? (dengan nada
marah) lah ini belum nyampe nyampe juga. Gimana sih?”
Dandi : lah,
kan tadi udah saya anterin sampe komplek pemakaman ?? mba jangan bercanda deh,
ini udah malam.
Dian :
mas ini gimana sih? ?? siapa yang bercanda? Dari tadi saya masih di rumah, saya
kan tadi udah bilang ama mas tunggu sebentar, malah ilang.
Dandi : saya
udah nganterin mba loh? Kan mba sendiri yang minta di turunin di dekat komplek
pemakaman.
Dian :
hah…??(bingung) komplek pemakaman mana? Dari tadi saya masih di rumah.
Dandi : terus,, yang tadi siapa ?
(bingung)
Dian : mana ku tau?..ya udah pokonya
sekarang juga mas kesini.
Dandi : mmm….tapi?
Dian :
ya udah, dari pada bingung mending mas ke rumah saya sekarang, ke jalan yang
tadi. (menutup telephone).
Namun belum sempat saya menghidupkan motor kembali,
serasa ada yang memperhatikan saya dari tadi. Walaupun takut saya memberanikan
diri untuk menengok ke arah belakang. Saya pun mencoba untuk menengok ke arah
belakang dan benar ternyata wanita tadi di bawah pohon menatap tajam saya
dengan raut wajah yang pucat, berambut panjang dan terbalut kain putih yang
lusuh dengan iringan tawa yang menakutkan. Hihihihhiihihihiiiiiiiihh…….(suara
kuntilanak)
Tanpa pikir panjang, Saya pun langsung berbalik badan
dan menghidupkan motor dan langsung ngebut…dengan diiringi tawa wanita tersebut
yang membuat bulu kuduk merinding dan suara tawa tersebut masih mengiang-ngiang
di telinga saya.
SEKIAN………..
pesan
:
Berhati – hatilah terhadap
seseorang yang tidak dikenal, karena belum tentu orang yang kita ajak bicara
itu manusia.karena syetan dapat berwujud apa saja sesuai keinginannya untuk
mengganggu manusia. walaupun malam jumat kliwon selalu diidentikan dengan aura
mistis tapi semua kembali kepada diri kita masing masing untuk memaknai malam
jumat.
karena menurut orang bijak
: ‘Semua hari adalah baik, semua malam adalah baik, yang tidak baik adalah
manusia yang punya pikiran jahat dan mengisi hari-hari tersebut, malam-malam
tersebut dengan ketidakbaikan…
akihtneram@gmail.com
akihtneram@gmail.com
Minggu, 05 November 2017
Jumat, 27 Oktober 2017
Makalah Pendekatan Pengambilan Keputusan Etis_karya Jaya
MAKALAH
PENDEKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ETIS
Mata Kuliah Etika
Profesi Akuntansi
Dosen : Fithrah
Kamaliyah S. Pd., M.E. Sy

Disusun Oleh :
Jaya Marantika (2016121018)
Triwanti Sumartini (2016120859)
Popi Septiyani (2016121663)
PRODI
AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
PAMULANG
Jl.
Surya Kencana No.1 Pamulang. Tangerang Selatan
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang
Pendekatan Pengambilan Keputusan Etis
ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima
kasih pada Bu Fithrah
Kamaliyah S. Pd., M.E. Sy selaku Dosen mata kuliah Etika Profesi Akuntansi yang telah
memberikan tugas ini kepada saya.
Saya
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Pendekatan Pengambilan Keputusan Etis. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya khususnya maupun para
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan.
Pamulang,
28 Oktober
2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR
ISI..................................................................................................... .. iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG........................................................................... .. 1
1.2 PERUMUSAN
MASALAH.................................................................. .. 2
1.3 TUJUAN
PENULISAN........................................................................ .. 2
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ETIKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN.......... .. 3
B. PENDEKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS..................... .. 6
C. KEKURANGAN DATA AKUNTANSI TRADISIONAL.................... 11
BAB
III
PENUTUP
1. KESIMPULAN.......................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................ 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Keputusan adalah pilihan-pilihan
dari dua alternatif atau lebih. Sebagai contoh, manajer puncak bertugas
menentukan tujuan-tujuan organisasi, produk, atau jasa yang ditawarkan. cara terbaik
untuk membiayai berbagai operasi, produk atau jasa yang menempatkan pabrik
manufaktur yang baru. Keputusan biasanya diambil ketika terjadi masalah, untuk
mengatasi masalah yang terjadi dalam suatu organisasi atau dalam perusahaan
diperlukan suatu kebijakan dalam pengambilan keputusan yang baik dalam
menentukan strategi, sehingga menimbulkan pemikiran tentang cara-cara baru
untuk melanjutkannya.
pengambilan keputusan ini
adalah sesuatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat suatu masalah,
pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang
dihadapi, dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan
yang paling tepat. Pengambilan keputusan yang dilakukan biasanya memiliki
beberapa tujuan, seperti tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan
tidak berkaitan dengan masalah lain) dan tujuan yang bersifat ganda (masalah
saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif)
Proses pengambilan keputusan adalah bagaimana perilaku dan
pola komunikasi manusia sebagai individu dan sebagai anggota kelompok dalam
struktur organisasi. Tidak ada pembahasan kontemporer pengambilan keputusan
akan lengkap tanpa dimasukkannya etika. Mengapa? Karena pertimbangan etis
seharusnya merupakan suatu kriteria yang penting dalam pengambilan keputusan,
maka dari itu pada penyusunan makalah ini akan dibahas tentang pendekatan
pengambilan keputusan etis diaman teridiri dari analisis biaya manfaat dan
analisis etis untuk pemecahan masalah
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah
adalah sebagai berikut;
a.
Apa itu etika dan pengambilan keputusan
b. Bagaimanakah Pendekatan-pendekatan
dalam pengambilan keputusan yang etis,
c. Apa itu analisis biaya manfaat,
d.
Bagaimanakah analisis etis untuk pemecahan masalah.
1.3.Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah membahas, mengetahui serta memahami:
a.
Etika pengambilan keputusan
b. Pendekatan-pendekatan
pengambilan keputusan
c. Analisis biaya manfaat
d.
Analisis untuk pemecahan masalah
BAB II
ETIKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A.
Pengertian Etika dan
Pengambilan Keputusan
1.
Etika
Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dihadapkan
pada dilema etika dan moral. Keputusan yang diambil pemimpin tentunya akan
menghasilkan dampak bagi orang lain. Idealnya, seorang pemimpin mempunyai
integritas yang menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Sehingga, keputusan
yang diambilnya adalah mengacu tidak hanya pada kepentingannya sendiri,
melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk lingkungannya.
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang
berarti watak atau kebiasaan. Dalam bahasa sehari-hari kita sering menyebutnya
etiket yang berarti cara bergaul atau berperilaku yang baik yang sering juga
disebut sebagai sopan-santun.
Istilah etika banyak dikembangkan dalam organisasi sebagai
norma-norma yang mengatur dan mengukur perilaku professional seseorang.
Secara lengkap etika diartikan sebagai nilai-nilai normatif
atau pola perilaku seseorang atau badan/lembaga/organisasi sebagai suatu bentuk
yang dapat diterima umum dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan dalam
konteks lain secara luas dinyatakan bahwa etika adalah aplikasi dari proses dan
teori filsafat moral terhadap kenyataan yang sebenarnya. Etika dimulai bila
manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita.
Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis
kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan
etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat
dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis
dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu.
Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah
laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat
dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
2.
Pengambilan Keputusan
Para indivindu dalam organisasi
membuat keputusan (decision) artinya mereka membuat pilihan-pilihan dari
dua alternatif atau lebih. Sebagai contoh : manajer puncak bertugas menentukan
tujuan-tujuan organisasi, produk, atau jasa yang ditawarkan cara terbaik untuk
membiayai berbagai operasi, produk atau jasa yang menempatkan pabrik manufaktur
yang baru. Manajer tingkat menegah dan bawah menetukan jadwal produksi,
menyeleksi karyawan baru, dan merumuskan bagaimana meningkatkan bayaran
karyawan baru, dan merumuskan bagaimana meningkatkan bayaran karyawan. Karyawan
nonmanajerial juga membuat keputusan yang mempengaruhi pekerjaan dan organisasi
tempat mereka bekerja. Sedangkan pengambilan keputusan mengandung arti
pemilihan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia.
Teori-teori pengambilan keputusan
bersangkut paut dengan masalah bagaimana pilhan-pilhan semacam itu dibuat.
Beberapa pengertian keputusan
menurut beberapa tokoh (dhino ambargo: 2) adalah sebagai berikut :
a)
Menurut Davis (1988) keputusan adalah hasil dari pemecahan
masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dan seterusnya mengenai
unsur-unsur perencanaan. Keputusan dibuat untuk menghadapi masalah-masalah atau
kesalahan yang terjadi terhadap rencana yang telah digariskan atau penyimpangan
serius terhadap rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Tugas pengambilan
keputusan tingkatnya sederajat dengan tugas pengambilan rencana dalam
organisasi.
b)
Siagian (1996) menyatakan, pada hakikatnya pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah,
pengumpulan fakta-fakta dan data. Penentuan yang matang dari altenatif yang
dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan
yang paling tepat.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa pengambilan keputusan ini adalah sesuatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data,
penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi, dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Pengambilan keputusan yang dilakukan biasanya memiliki
beberapa tujuan seperti: tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan
tidak berkaitan dengan masalah lain) dan tujuan yang bersifat ganda (masalah
saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif).
Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dihadapkan pada
dilema etika dan moral. Keputusan yang diambil pemimpin tentunya akan
menghasilkan dampak bagi orang lain. Idealnya, seorang pemimpin mempunyai
integritas yang menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Sehingga, keputusan
yang diambilnya adalah mengacu tidak hanya pada kepentingannya sendiri,
melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk lingkungannya. Maka ada
baiknya sebelum kita mengambil keputusan, kita harus mengacu pada
prinsip-prinsip berikut ini :
1)
Autonom
Isu ini berkaitan dengan apakah
keputusan anda menimbulkan kerugian terhadap orang lain? Setiap keputusan yang
Anda ambil tentunya akan mempengaruhi banyak orang. Oleh karena itu, Anda perlu
mempertimbangkan faktor ini ke dalam setiap proses pengambilan keputusan Anda.
Misalnya keputusan untuk merekrut pekerja dengan biaya murah. Seringkali
perusahaan mengeksploitasi buruh dengan biaya semurah mungkin padahal
sesungguhnya upah tersebut tidak layak untuk hidup.
2)
Non-malfeasance
Apakah keputusan Anda akan
mencederai pihak lain? Di kepemerintahan, nyaris setiap peraturan tentunya akan
menguntungkan bagi satu pihak sementara itu mencederai bagi pihak lain. Begitu
pula halnya dengan keputusan bisnis pada umumnya, dimana tentunya menguntungkan
bagi beberapa pihak namun tidak bagi pihak lain.
3)
Beneficence
Merupakan keputusan harus dapat
menjadi solusi bagi masalah dan merupakan solusi terbaik yang bisa diambil.
4) Justice
Proses pengambilan keputusan mempertimbangkan faktor
keadilan, dan termasuk implementasinya. Di dunia ini memang sulit untuk
menciptakan keadilan yang sempurna namun tentunya kita selalu berusaha untuk
menciptakan keadilan yang ideal dimana memperlakukan tiap orang dengan sejajar.
B. Pendekatan Pengambilan Keputusan
Etis
1.
Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis
Sebagai respons terhadap keputusan yang dapat dipertahankan
secara etis, kerangka ini menyertakan persyaratan tradisional untuk
profitabilitas dan legalitas. Serta persyaratan yang dapat ditampilkan
filosofis secara penting dan baru-baru ini dituntut oleh pemangku kepentingan.
Hal ini dirancang untuk meningkatkan pertimbangan etis dengan menyediakan:
a)
Pengetahuan dalam identifikasi dan menganalisis isu-isu
penting yang harus dipertimbangkan dan pertanyaan atau tantangan yang harus
diungkap.
b)
Pendekatan untuk menggabungkan dan menerapkan keputusan
faktor yang relevan ke dalam tindakan praktis.
Kerangka
kerja pengambilan keputusan etis (EDM) menilai etiskalitas keputusan atau
tindakan yang dibuat dengan melihat:
a)
konsekuensi atau diciptakan offness baik dalam hal manfaat
atau biaya,
b) hak dan kewajiban yang terkena
dampak,
c) keadilan yang terlibat,
d) motivasi atau kebajikan yang
diharapkan.
Pertimbangan Pembuatan Keputusan Etis (EDM); Landasan
Filosofis
Pertimbangan EDM
Kekayaan atau kesejahteraan
Menghormati hak para pemangku
kepentingan
Kesetaraan diantara para pemangku
kepentingan
Harapan untuk sifat karakter,
kebajikan
Isu Tertentu Terkait dengan EDM
Perilaku yang berbeda dalam budaya
yang berbeda (suap)
Konflik kepentingan, dan
batas-batas untuk perilaku mementingkan diri sendiri
|
Teori Filosofi
Konsekuensialisme, utilitarianisme, teologi
Deontologi (hak dan kewajiban)
Imperatif kategoris kant, keadilan yang tidak memihak
Kebajikan
Relativisme, subjektivisme
Deontologi, subjektivisme, egoisme
|
2.
Pendekatan filosofi
1. Konsekuensialisme, Utilitarianisme,
atau Teleologi
Pelaku Konsekuensialisme
sungguh-sungguh dalam memaksimalkan manfaat yang dihasilkan oleh keputusan.
Paham ini berpegang pada prinsip bahwa suatu tindakan itu benar secara moral
jika dan hanya jika tindakan itu memaksimalkan manfaat bersih. Dengan kata
lain, suatu tindakan dan juga keputusan disebut etis jika konsekuensi yang
menguntungkan lebih besar daripada konsekuensi yang merugikan. Utilitarianisme
klasik berkaitan dengan utilitas keseluruhan, mencakup keseluruhan varian, oleh
karena itu hanya dari manfaat parsial dalam pengambilan keputusan etis dalam
konteks bisnis, profesional dan organisasi. Konsekuensialisme dan
utilitarianisme berfokus pada hasil atau akhir dari tindakan, maka disebut juga
teleological.
Menurut AACSB Pendekatan konsekuensialisme mengharuskan untuk
menganalisis keputusan dalam hal kerugian dan manfaatnya bagi pemangku
kepentingan dan untuk mencapai sebuah keputusan yang menghasilkan kebaikan
dalam jumlah besar. Konsekuensialisme berpendapat bahawa sebuah
perbuatan benar secara moral jika dan hanya jika tindakan tersebut mampu
memaksimalkan kebaikan bersih. Dengan kata lain, tindakan dan sebuah keputusan
akan menjadi etis jika konsekuensi positif lebih besar daripada konsekunsi
negatifnya.
2.
Deontologi
Berbeda dengan konsekuensialisme,
deontologi berfokus pada kewajiban dan tanggung jawab yang memotivasi suatu
keputusan atau tindakan dan bukan pada konsekuensi dari tindakan. Tindakan yang
didasarkan pada pertimbangan kewajiban, hak, dan keadilan sangat penting bagi
professional, direktur, dan eksekutif yang diharapkan memenuhi kewajibannya.
Menambah konsekuensialisme dengan analisis deontologi secara khusus termasuk
perlakuan yang adil akan menjaga terhadap situasi dimana untuk kepentingan apa
pertimbangan konsekuensi yang menguntungkan akan diperbolehkan untuk
membenarkan tindakan ilegal atau tidak etis dalam mencapai tujuan.
3.
Virtue Ethics (Etika Kebajikan)
Kalau kedua pendekatan tadi menekankan pada konsekuensi dari
tindakan atau tanggung jawab, hak dan prinsip-prinsip sebagai panduan untuk
membenarkan kebiasaan moral, etika kebajikan berkaitan dengan aspek motivasi
dari karakter moral yang ditunjukkan oleh pengambil keputusan.
Kebajikan adalah karakter yang membuat orang bertindak etis
dan membuat orang tersebut menjadi manusia yang bermoral. Menurut AACSB etika
kebajikan berfokus pada karakter atau integrasi moral para pelaku dan melihat
pada moral masyarakat, seperti masyarakat profesional, untuk membantu
mengidentifikas isu-isu etis dan panduan tindakan etis.
Pendekatan dan Kriteria Pembuatan
Keputusan Etis
3.
Analisis Biaya Manfaat
Manajemen perusahaan makin
meningkatkan kesadarannya bahwa keputusan bisnis sering kali memiliki dampak
yang tidak dapat diukur dengan mudah menggunakan analisis akuntansi
tradisional. Pemerintah dan kelompok-kelompok kepentingan khusus dengan cepat
menunjukkan bahwa banyak biaya yang dihasilkan dari keputusan bisnis tidak tercermin
dalam (atau yang diluar) laporan perusahaan. Polusi kerusakan misalnya harus
ditanggung oleh pihak lain, bukan oleh perusahaan yang menyebabkan masalah.
Dapat dimengerti, jika kemudian, eksekutif perusahaan mencari teknik analisis
yang memperhitungkan biaya dan manfaat eksternal tersebut ketika mereka
berunding tentang kebijakan perusahaan. Tak pelak lagi mereka meminta kepada
akuntan mereka untuk mengembangkan analisis biaya-manfaat yang diperlukan untuk
melengkapi proyek tingkat pengembalian yang biasa dilakukan. Analisis
biaya-manfaat (ABM) dapat digunakan untuk:
a.
Menentukan proyek apa yang harus dilakukan
b. Untuk memantau kinerja sebuah
perusahaan atau proyek
Penggunaan
analis biaya manfaat, dibagi menjadi 2 yakni:
1.
Organisasi sektor swasta
·
Dukungan untuk subsidi pemerintah, hibah atau tarif.
·
Perkiraan dampak pencemaran terhadap masyarakat.
·
Penilaian waktu karyawan yang dihabiskan untuk kegiatan
publik Evaluasi
alokasi sumber daya untuk proyek-proyek atau kampanye kepentingan umum.
·
Dukungan untuk klaim kerusakan yang timbul dari hilangnya
nyawa, mata, tungkai dan lain-lain.
·
Perhitungan waktu luang.
2. Organisasi sektor publik
Evaluasi alternative program social mengarah pada alokasi
sumber daya untuk:
·
Program kesehatan
·
Program pendidikan
·
Fasilitas rekreasi
·
Proyek konservasi
·
Proyek-proyek perbaikan transportasi
·
Perumusan peraturan untuk pengendalian polusi.
C.
Kekurangan Data Akuntansi Tradisional
Adapun kekurangan data akuntansi
tradisional jika dibandingkan dengan analisis biaya manfaat memiliki kelemahan
yaitu :
1. Hal ini berfokus pada tindakan masa
lalu, yang tidak relefan untuk tindakan masa depan dalam pengambilan keputusan.
2. Tidak memperhitungkan faktor-faktor
eksternal.
3. Mempertimbangkan beberapa sumber
daya sebagai sumber daya bebas atau tanpa biaya.
4. Fokusnya jauh lebih sempit, selalu
berhubungan dengan kepentingan pemegang saham, bukan kepentingan pemangku
kepentingan (atau masyarakat).
1.
Teknik Analisis Biaya-Manfaat
Daripada menggunakan keterangan
normal seperti, pendapatan, beban, dan laba bersih, terminology yang dipakai
dalam ABM adalah keuntungan, biaya, dan kelebihan manfaat atas biaya. Konsep
ABM tentang manfaat dan biaya lebih luas dari pendapatan dan biaya, karena
meraka memperhitungkan nilai-nilai eksternal masa depan sampai sekarang. Proyek
harus dilakukan jika manfaatnya melebihi biaya atau rasio keuntungan/ biaya
lebih besar dari satu.
2.
Tingkat Diskon
Uang yang digunakan untuk membiayai proyek menjadi tertahan
untuk kegunaan lain. Dengan demikian, biaya tersebut secara tepat diukur dengan
menghitung biaya kesempatan yang dilewatkan, apakah itu adalah tingkat imbal
marginal setelah pajak yang hilang dari investasi lain atau harga konsumen akan
bersedia membayar penundaan konsumsi mereka. Hasil studi ABM biasanya
didiskontokan pada tingkat marginal rata-rata tertimbang berdasarkan proyeksi
sumber-sumber pembiayaan yang digunakan.
3.
Pengukuran Biaya Dan Manfaat
Meskipun terdapat masalah dalam
memilih tingkat potongan yang tepat, ini merupakan masalah kecil dibandingkan
dengan kesulitan untuk mengidentifikasi dan mengukur biaya tahunan masa depan
dan keuntungan (itu sendiri). Sayangnya, banyak biaya dan manfaat tidak dapat
ditentukan secara langsung, dan pengganti atau cara tidak langsung harus
digunakan untuk memperkirakan nilai yang terlibat, meskipun diakui hampir tidak
mungkin menangkap semua karakteristik dari niali pengganti.
4.
Kekurangan Dari Analisis Biaya Manfaat
Beberapa akuntan berpendapat bahwa
anggaran biaya manfaat terlalu jauh dari misi tradisional mereka yang cukup
bernilai untuk dipelajari akan tetapi argument ini tidak melihat kelanjutan
dari anggaran biaya manfaat yang telah digunakan sebelum tahun 1844, keunggulan
anggaran biaya manfaat dalam mengatur keputusan pemerintah. Selain itu
kecenderungan yang jelas adalah bahwa tehnik anggaran biaya manfaat akan
dipakai di sektor swasta untuk memberikan fokus dalam pengambilan keputusan
program-progam perusahaan yang berdampak pada masyarakat.
Akuntan secara tradisional telah
mengasumsikan peran pokok dalam menyediakan data untuk keputusan di sektor
swasta dan jika posisi ini harus dipertahankan itu adalah kepentingan terbaik
akuntan untuk mengenal dengan baik tehnik ABM dan kekurangannya. Selain itu
akuntan sering terlibat langsung dengan keputusan ABM di sektor public, mereka
akan membuat keputusan yang kurang terampil atau untuk menantang proposal
spesifik ABM secara efektif, kecuali mereka menyadari tehnik ABM yang relefan.
Alasan kami menekankan pentingnya saran informasi akan menjadi lebih jelas
ketika berbagai kekurangan dan keseriusan ABM dipahami. Kekurangan dapat
dikelompokkan menjadi tiga katagori yaitu:
1.
Pilihan yang tersedia untuk yang mempersiapkannya (preparer).
2. Kendala yang harus dipertimbangkan
oleh preparer dan pengguna.
3.
Masalah yang tidak dapat diatasi oleh ABM.
Adapun kendala-kendala yang harus dipertimbangkan oleh preparer
dan pengguna ABM maka penting jika proyek-proyek saling terpisah satu sama
lain. Jika sedang dipertimbangkan proyek bersama, maka analisis ABM harus
mencakup semua aspek proyek. Selain itu proyek yang diterima memenuhi
persyaratan hukum dan sesuai dengan administrasi. Kadang-kadang kendala
anggaran dihapus dan pembuat keputusan diberitahu untuk menghabiskan anggaran
yang telah ditetapkan tanpa memperhatikan biaya kesempatan dari uang yang
dibelanjakan.
5.
Pilihan Yang Tersedia
Pilihan yang banyak dan jika tidak terlalu akurat, akan
menjadi bias bagi ABM sampai di titik dimana keputusan yang tidak bijaksana
akan dihasilkan. Ada metode yang bisa mencegah bias dan tidak masuk akal, tapi
pengambil keputusan pertama kali harus memahami apa saja potensi masalahnya.
Sangat penting bahwa biaya kesempatan yang akurat diperkirakan untuk uang yang
dipergunakan untuk membiayai setiap proyek ABM.
Bias dapat masuk ke dalam ABM melalui pilihan buruk sebagai
pengganti dan metode yang digunakan untuk mengukur nilai-nilai masyarakat
6.
Kendala-Kendala
Sehubungan dengan kendala-kendala
yang harus dipertimbangkan oleh preparer dan pengguna ABM, maka
penting proyek-proyek saling terpisah satu sama lain, atau jika sedang
dipertimbangkan proyek bersama, maka analisis ABM harus mencakup semua aspek
proyek. Selain itu, proyek yang diterima memenuhi persyaratan hukum dan sesuai
dengan administrasi.
Isu yang tidak terselesaikan pengambil keputusan ABM harus
menyadari bahwa ada banyak isu yang tidak pernah dapat sepenuhnya diselesaikan
dengan tehnik ABM. ABM tidak memperhitungkan masalah ekuitas, seperti kelayakan
dari menghukum satu kelompok atas keuntungan kelompok lain. Abm disini untuk
tetap dipakai, akuntansi tradisional tetap berharga, tetapi dalam masyarakat
maju, organisasi harus menyadari dan memperhitungkan dampak eksternal mereka.
Pemerintah sudah membuat pilihan social bagi kita semua berdasarkan analisis
biaya manfaat. Oleh karena itu, akuntan disarankan untuk meningkatkan pemahaman
mereka tentang analisis biaya-manfaat beserta kekurangannya, atau jika tidak
mereka akan kehilangan tempat mereka sebagai tangan kanan dari pengambil
keputusan.
7.
Analisis Etika Untuk Pemecahan Masalah
Kebanyakan para pelaku bisnis mengambil keputusan
berdasarkan kepentingan para pemilik atau para pemegang saham, pandangan ini
merupakan pendekatan secara tradisional. Pendekatan secara tradisional ini
dimodifikasi menjadi dua cara, pertama asumsi bahwa seluruh stakeholder hanya
ingin meaksimalkan keutungan jangka pendek. Kedua, hak dan kewajiban dari
beberapa kelompok non-shareholder seperti karyawan, konsumen atau klien,
supplier, kreditor, tokoh masyarakat dan pemerintah memiliki kepentingan dari
hasil keputusan yang dibuat dan juga tujuan dan perusahaan itu ikut dipertimbangan
dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Perusahaan yang modern saat ini sangat mempertimbangkan
kelompok Shareholder dan kelompok diluar shareholder, kedua kelompk tersebut
menjadi pembentuk dari sebuah stakeholder yang menjadi Company Respond. Jika kehilangan
salah satu unsure stakeholder atau biasa disebut primary stakeholder.
Hal tersebut dapat menyebabkan perusahaan tidak dapat
berpotensi secara penuh, dan mungkin dapat menimbulkan kerugian pada
perusahaan.
Asumsi bahwa kelompok shareholder monolitik hanya tertarik
pada keuntungan jangka panjang yang sedang mengalami modifikasi, disebabkan
karena perusahaan yang modern mencari shareholders yang terdiri dari perorangan
maupun institusi yang tertarik pada keuntungan jangka panjang dan bagaimana etika
bisnis diterapkan.
Investor
yang etis mengembangkan jarigan formal dan informal melalui kegiatan perusahaan
mereka, mereka juga memutuskna bagaimana untuk memilih wakil-wakil mereka,
serta bagaimana pendekatan ke direktur agar mereka memperhatikan dan tetap pada
ruang lingkup atas perlindungan terhadap lingkungan. Mereka juga memberikan
kompensasi dan nilai lebih terhadap kegiatan HAM pada suatu negara tertentu
seperti Afrika Selatan.
8.
Kepentingan Yang Fundamental Dari Stakeholder
Para decision maker menggabungkan kepentingan
kelompok stakeholder dan menciptakaan tiga kepentingan yang mendasar, yaitu:
Dapat menghasilkan keputusan yang dapat mengakomodir kepentingan mereka suatu
keputusan sebaiknya mempertimbangkan pendistribusian yang adil antara
keuntungan dan beban.
Suatu
keputusan hendaknya tidak bertentangan dengan hak-hak Stakeholder, termasuk hak
dalam membuat keputusan:
a.
Well-offnes adalah Keputusan sebaiknya menghasilkan lebih
banyak keuntungan daripada Biaya.
b. Fairness adalah Pendistribusian
hendaknya mempertimbangkan keseimbangan antara keuntungan dan biaya.
c.
Right adalah Hasil keputusan hendaknya tidak bertentangan
dengan hak Stakeholder.
9.
Pengukuran Pengaruh Yang Dapat Dikuantifisir
Keuntungan adalah kepentingan utama yang ingin didapat oleh
para pemegang saham dan merupakan hal yang penting untuk mencerminkan ketahanan
dan kesehatan suatu perusahaan. Pada waktu inflasi, keuntungan dapat merubah
inventory di harga yang lebih tinggi.
10. Pengkajian Terhadap Pengaruh Yang
Tidak Dapat Dikuantifisir
Keadilan bukan merupakan konsep yang absolut. hal ini
merupakan petunjuk yang berasal dari suatu kejadian ekonomi yang berorientasi
dalam mencari keuntungan dan biaya yang menjadi dasar dari keputusan tersebut.
contohnya adalah keputusan untuk menaikan pajak lebih tinggi pada pendapatan
tinggi, tetapi melihat secara adil sesuai dengan kapasitas mereka untuk
membayar pajak. alasan dan perspektif diperlukan untuk menilai kewajaran dengan
teliti.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Keputusan yang diambil pemimpin
tentunya akan menghasilkan dampak bagi orang lain. Idealnya, seorang pemimpin
mempunyai integritas yang menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Sehingga,
keputusan yang diambilnya adalah mengacu tidak hanya pada kepentingannya
sendiri, melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk
lingkungannya. Ada lima kriteria dalam mengambil keputusan yang etis,
yaitu utilitarian, universalisme (duty), penekanan pada hak, penekanan pada
keadilan, dan relativisme (self-interest).
DAFTAR PUSTAKA
Brooks,
Leonard J. & Paul Dunn. 2011.Etika Bisnis dan Profesi: Untuk Direktur,
Eksekutif, dan Akuntan. Edisi Kelima. Buku Satu. Terjemahan oleh Kanti
Pertiwi Jakarta: Salemba Empat.
Langganan:
Postingan (Atom)
Tanah Kuburan (RealStory) by Jaya Marenthika
Setelah melaksanakan sholat maghrib, aku langsung menemui bibi yang tengah menunggu diluar rumah. Adzan berkumandang, aku pun bergega...

-
# Asal_Usul_Minyak_jafaron # Menguak_10_Khasiat_didalamnya Minyak jafaron terbuat da...
-
# Tuyul # Media_Pesugihan Hai Guys.. Kali ini saya akan berbagi informasi seputar Tuyul.. tentu kalian sudah tak asing lagi...