Jaya Marenthika

Rabu, 06 Juni 2018

Menguak mustika keong buntet dan kul buntet

Calisto

Foto Jaya Marenthika Putra Aydha.

Mustika Keong Buntet 

Bentuknya menyerupai batu fosil keong. 
Yang terbaik adalah batunya yang berwarna hitam gelap.


Secara fisiknya, mustika keong buntet memang adalah sebuah batu yang bentuknya menyerupai rumah keong. Tetapi kegaiban batunya itu yang menjadikannya sebuah mustika.

Awal terbentuknya mustika keong buntet adalah karena adanya keong yang mati karena tertimbun longsoran tanah atau lumpur, atau kejadian lain yang mirip seperti itu. Cangkang keong itu membatasi tubuhnya yang mati, sehingga tidak seluruhnya langsung membusuk dan terurai menyatu dengan tanah. Cangkang keong itu juga membatasi aura energi bekas kehidupan di dalamnya, sehingga tidak cepat memudar.

Kemudian cangkang itu terisi oleh tanah, pasir, endapan lumpur, dsb, menggantikan tubuh keongnya yang sudah membusuk. Aura energi bekas kehidupan di dalamnya mengundang datangnya sesosok mahluk halus, biasanya bangsa jin, yang merasa cocok untuk tinggal di dalamnya. Kondisi membatunya keong terjadi melalui proses ratusan tahun. Keberadaan energi mahluk gaib di dalamnya ikut mempercepat proses penuaan batunya.

Seiring berjalannya waktu, cangkangnya menjadi semakin rapuh dan mungkin kemudian pecah tidak tampak lagi, sedangkan tanah / endapan di dalam cangkang itu mengeras dan membatu mengikuti bentuk cangkangnya. Jadi sebenarnya tidak tepat menyebut keong buntet adalah batu fosil, karena keong buntet itu adalah tanah yang membatu mengikuti bentuk cangkang keong, bukan fosil dari tubuh keong yang membatu. Tetapi istilah fosil itu cukup berguna untuk menjelaskan asal-usul keong buntet.

Kunci awal terjadinya keong buntet menjadi sebuah mustika adalah adanya aura energi bekas kehidupan di dalam cangkang keong yang mengundang kehadiran sesosok gaib untuk bersemayam di dalamnya. Dan itu tidak dapat terjadi pada keong yang mati dengan sendirinya di atas tanah dan membusuk, atau keong yang terkena lahar panas, sehingga dagingnya menjadi matang dan tidak ada aura kehidupannya lagi. Aura energi bekas kehidupan juga ada di pemakaman / kuburan manusia, sehingga mengundang gaib-gaib tertentu untuk tinggal di sekitarnya.

Setelah sempurna menjadi sebuah mustika, khodam gaibnya akan membawanya masuk ke alam gaib. Biasanya orang mendapatkan sebuah mustika keong buntet melalui proses penarikan gaib, tetapi ada juga orang yang tidak sengaja menemukannya di alam manusia.

Sesuai tingkat kualitasnya masing-masing, mustika keong buntet ada yang dapat untuk kekuatan tubuh dan pukulan, perisai gaib, kewibawaan, keselamatan dan kekebalan.

Secara umum mustika keong buntet memiliki kekuatan gaib lebih tinggi daripada Mustika Merah Delima, bisa sampai puluhan kalinya, tergantung pada isi gaib / khodam yang bersemayam di dalamnya, tetapi kekuatan tuahnya sebagai jimat,


apakah sampai bisa digunakan untuk jimat kekebalan??

tergantung pada kekerasan karakter khodam di dalamnya dan kesempurnaan proses penarikan gaibnya.
beberapa macam bentuk dan warna fosil keong buntet. Ada yang bentuknya kecil, ada juga yang besar seperti keong mas sawah atau bekicot. Ada yang warnanya hitam, coklat, putih, ada juga yang kuning transparan tembus cahaya. Semua tergantung pada bentuk cangkang keongnya dan jenis tanah yang mengisi cangkang keong tersebut. Masing-masing khodam di dalamnya mempunyai perwatakan yang sejalan dengan fisik batunya.

1. Keong buntet yang berwarna putih dan kuning, sosok gaibnya berwatak halus, memancarkan aura pengasihan, kerejekian dan kesepuhan. 
2. Yang berwarna coklat wataknya ada di tengah-tengah antara yang putih dan yang hitam. 
3. Keong buntet yang batunya tua berwarna hitam legam, keras dan padat, adalah yang terbaik, 
biasanya khodamnya berwatak keras. Cocok untuk jimat kekuatan / kesaktian dan wibawa, dan 
banyak yang bisa untuk kekebalan. Biasanya khodamnya berwujud seperti manusia laki-laki kekar 
bertelanjang dada dan berkepala botak, berwatak keras menonjolkan kekuatan dan kegagahan, 
berpotensi menjadi jimat kebal. 
Keong buntet jenis ini kebanyakan khodamnya berwatak keras dan berwibawa, sehingga sifat 
wataknya serupa dengan sifat watak keris tindih, mampu meredam gangguan gaib dari jimat, pusaka 
atau dari mahluk-mahluk gaib di sekitar pemiliknya.


Kebanyakan khodam dari mustika keong buntet adalah dari jenis bangsa jin golongan putih, tapi ada juga khodamnya yang dari jenis khodam mustika. Yang khodamnya dari jenis khodam mustika biasanya tuahnya lebih baik, tuahnya lebih terasa ampuhnya dibandingkan yang khodamnya dari jenis bangsa jin.

Keong buntet memiliki banyak tuah dan dapat dimanfaatkan untuk kerejekian, penglaris dagangan, pengasihan, pengobatan gaib dan banyak macam kegaiban lain sesuai yang diinginkan oleh pemiliknya (banyak fungsinya tergantung kemampuan sugesti pemakainya), tetapi yang sudah ampuh untuk kekebalan sebaiknya jangan diperintahkan untuk memberikan tuah lain supaya tuah kekebalannya itu tidak luntur.

Ada jenis mustika lain yang penamaannya mirip dengan keong buntet, yaitu yang disebut Kul Buntet. Penamaan Kul Buntet ditujukan untuk fosil kerang laut. Fisiknya menyerupai kulit kerang dengan bentuk setengah bola (bagian bawahnya datar) berwarna putih halus mengkilap, kebanyakan di bagian kulit atasnya ada garis / corak melingkar ke dalam dengan warna lain. Di bagian bawahnya juga ada garis atau lekukan berbentuk melingkar ke dalam. Bagian dalam fosil ini padat berisi endapan sejenis batu kapur atau batu karang. Kebanyakan isi gaibnya adalah dari jenis khodam mustika, bukan bangsa jin.
Secara fisiknya, kualitas kul buntet yang paling baik adalah yang fisiknya dominan berwarna putih mengkilap dan batunya tua. Biasanya wujud khodamnya seperti manusia laki-laki kekar bertelanjang dada dan berkepala botak, berwatak keras dan lebih berpotensi untuk menjadi jimat kekebalan.



Semoga bermanfaat...
ts :Javanese2000
Ekspedisi 5M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tanah Kuburan (RealStory) by Jaya Marenthika

Setelah melaksanakan sholat maghrib, aku langsung menemui bibi yang tengah menunggu diluar rumah. Adzan berkumandang, aku pun bergega...