MAKALAH
ANALISA BEP
Mata Kuliah Manajemen
Keuangan
Dosen : Hj.Siti
Hailatul Fikriyah S.I Kom., MM

Disusun Oleh :
Jaya Marantika (2016121018)
PRODI
AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl.
Surya Kencana No.1 Pamulang. Tangerang Selatan
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Analisa BEP ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Hj.Siti
Hailatul Fikriyah S.I Kom., MM selaku Dosen mata kuliah Manajemen Keuangan yang
telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Analisa
BEP. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
saya
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya khususnya maupun para
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan.
Pamulang,
Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................... .. ii
DAFTAR
ISI................................................................................................... . iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG....................................................................................... 1
1.2 PERUMUSAN
MASALAH............................................................................. 2
1.3 TUJUAN
PENULISAN.................................................................................... 3
BAB
II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ANALISA BEP............................................................... 4
2. MANFAAT,KEGUNAAN DAN KELEMAHAN.................................... 6
3. PERHITUNGAN
BEP.............................................................................. 8
BAB
III
PENUTUP
1. KESIMPULAN....................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Tujuan
sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau laba yang dapat
di pergunakan untuk kelangsungan hidup. Mendapatkan keuntungan atau
laba dan besar kecilnya laba sering menjadi ukuran kesuksesan suatu
manajemen. Hal tersebut didukung oleh kemampuan manajemen di
dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang.
Manajemen
dituntut untuk menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang
terhadap pencapaian tujuan perusahaan serta mempercepat perkembangan
perusahaan. Manajemen memerlukan suatu perencanaan untuk perusahaan dalam
mencapai tujuannya tersebut. Ukuran yang sering dipakai untuk menilai
sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah dari laba yang diperoleh
perusahaan.
Salah
satu perencanaan yang dibuat manajemen adalah perencanaan laba.
Perencanaan laba berisikan langkah-langkah yang akan ditempuh perusahaan untuk
mencapai besarnya target laba yang diinginkan. Laba merupakan tujuan
utama dari perusahaan karena laba merupakan selisih antara pendapatan yang
diterima (dari hasil penjualan) dengan biaya yang dikeluarkan,
maka perencanaan laba dipengaruhi oleh perencanaan penjualan dan perencanaan
biaya. Dalam perencanaan laba hubungan antara biaya, volume, dan laba
memegang peranan yang sangat penting. Biaya menentukan harga jual untuk
mencapai tingkat laba yang di kehendaki, harga jual mempengaruhi
volume penjualan, sedangkan volume penjualan langsung mempengaruhi
volume produksi dan volume produksi mempengaruhi laba. Perencanaan laba
memerlukan alat bantu berupa analisis biaya volume-laba. Salah satu
teknik analisis biaya-volume-laba adalah analisis break even. Impas sendiri di
artikan keadaan suatu usaha yang yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita
rugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan sama
dengan jumlah biaya.
Analisis
break even menyajikan informasi hubungan biaya, volume dan laba kepada
manajemen.Sehingga memudahkan dalam menganalisis faktor yang mempengaruhi
pencapaian laba perusahaan dimasa yang akan datang.
1.2 Rumusan
Masalah
1)
Apa
yang di maksud dengan Break even Point?
2)
Apa
pentingnya Analisa BEP bagi suatu Perusahaan?
3) Apa
manfaat yang akan di Peroleh sebuah Perusahaan jika menggunakan analisa BEP?
1.3 Tujuan
Masalah
Tujuan saya membuat
makalah ini karena dengan
melakukan analisis break even, manajemen akan memperoleh informasi tingkat
penjualan minimal yang harus dicapai, agar tidak mengalami kerugian.
Dari analisis tersebut, juga dapat diketahui sampai seberapa jauh volume
penjualan yang direncanakan boleh turun, agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Analisa Break Even Point
Analisa
break even point adalah
suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya
variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
Adapun
pengertian – pengertian Break Even Point menurut para ahli:
a.
Menurut S. Munawir (
2002) Titik break even point atau titik pulang pokok dapat diartikan sebagai
suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh laba dan
tidak menderita rugi ( total penghasilan = total biaya).
b.
Menurut Abdullah (2004)
Analisis Break even point disebut juga Cost volume profit analysis
Arti penting
analisis break even point bagi manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan
adalah sebagai berikut:
1)
Guna menetapkan jumlah
minimal yang harus diproduksi agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
2) Penetapan
jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan laba tertentu.
3) Penetapan
seberapa jauhkah menurunnya penjualan bisa ditolerir agar perusahaan tidak
menderita rugi
c.
Menurut Purba (2002)
Titik impas (break even point) berlandaskan pada pernyataan sederhana, berapa
besarnya unit produksi yang harus dijual untuk menutupi seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk mengahsilkan produk tersebut.
d.
Menurut PS. Djarwanto
(2002) Break even point adalah suatu keadaan impas yaitu apabila telah disusun
perhitungan laba dan rugi.
suatu periode tertentu,
perusahaan tersebut tidak mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak menderita
kerugiaan.
e.
Menurut Harahap (2004)
Break even point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba
dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan produksi ini dapat ditutupi
oleh
penghasilan penjualan. Total biaya (biaya tetap dan biaya variabel) sama dengan
biaya total penjualan sehingga tidak ada laba atau rugi.
f.
Menurut Garrison dan
Noreen (2004) break even point adalah tingkat penjualan yang diperlukan untuk
menutupi semua biaya operasional, dimana break even tersebut laba sebelum bunga
dan pajak sama dengan nol (0). Langkah pertama untuk menentukan break even
adalah membagi harga pokok penjualan (HPP) dan biaya operasi menjadi biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan fungsi dari waktu, bukan fungsi
dari jumlah penjualan dan biasanya ditetapkan berdasrkan kontrak, misalnya sewa
gudang. Sedangkan biaya variabel tergantung langsung dengan penjualan bukan
fungsi dari waktu, misalnya biaya angkut barang.
2. MANFAAT, KEGUNAAN DAN
KELEMAHAN BEP
a. Manfaat BEP antara lain:
1)
Alat
perencanaan untuk hasilkan laba
2)
Memberikan
informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan
kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
3)
Mengevaluasi
laba dari perusahaan secara keseluruhaan.
4)
Mengganti
sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa analisa BEP sangat penting bagi
pimpinan perusahaan untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa jumlah biaya
akan sama dengan jumlah penjualan atau dengan kata lain dengan mengetahui BEP
kita akan mengetahui hubungan antara penjualan, produksi, harga jual, biaya,
rugi atau laba,sehingga memudahkan bagi pimpinan untuk mengambil kebijaksanaan.
Analisis BEP berguna
apabila beberapa asumsi
dasar dipenuhi.
Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1)
Biaya-biaya
yang dikeluarkan perusahaan dapat dikelompokan dalam biaya variabel dan biaya
tetap.
2)
Besarnya
biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional dengan volume
produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah
tetap.
3)
Besarnya
biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi
atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena
adanya perubahan volume kegiatan.
4)
Jumlah
unit produk yang terjual sama dengan jumlah per unit produk yang di produksi.
5)
Harga
jual produk per unit tidak berubah dalam periode tertentu.
6)
Perusahaan
hanya memproduksi satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis komposisi
masing-masing jenis produk dianggap konstan (tetap)
b. Kegunaan BEP
Analisa BEP juga dapat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan dalam
berbagai pengambilan keputusan dalam berbagai pengambilan keputusan, antara
lain mengenai;
1)
Jumlah
minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
2)
Jumlah
penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
3)
Besarnya
penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan
tidak menderita kerugian.
4)
Untuk
mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume
penjualan terhadap laba yang diperoleh.
BEP juga dapat digunakan dengan dalam tiga cara terpisah, namun
ketiganya saling berhubungan, yaitu untuk:
1)
Menganalisa
program otomatisasi dimana suatu perusahaan akan beroperasi secara lebih mekanis
dan otomatis dan mengganti biaya variabel dan biaya tetap.
2)
Menelaah
impak dari perluasan tingkat operasi secara umum
3)
Untuk
membuat keputusan tentang produk baru yang harus dicapai jika perusahaan
menginginkan BEP dalam suatu proyek yang diusulkan.
c. Kelemahan analisa BEP.
Sekalipun analisa BEP ini banyak digunakan oleh perusahaan, tetapi tidak
dapat dilupakan bahwa analisa ini mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahan utama
dari analisa BEP ini anata lain : asumsi tentang linearity, kliasifikasi cost dan
penggunaannya terbatas untuk jangka waktu yang pendek.
Asumsi-asumsi dasar analisi BEP
1)
Menentukan
posisi laba rugi perusahaan
2)
Menentukan
penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugiaan
3)
Menetukan
jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu
3. PERHITUNGAN BEP Rumus :
BEP (Unit)=_________ BEP(Rp)
=__________
Dimana;
FC = biaya tetap
VC = biaya variabel
S = penjualan
V = biaya variabel per unit
P= harga per unit
LAPORAN RUGI/LABA PT XYZ
Keteragan
|
Pendapatan
|
VC
|
FC
|
|
Sales 50.000 unit
|
5.000.000
|
-
|
-
|
|
COGS (56%)
|
2.800.000
|
2.800.000
|
||
Gros Profit
|
2.200.000
|
-
|
-
|
|
Oprating Exp:
|
||||
Selling
|
250.000
|
-
|
100.000
|
150.000
|
General & adm
|
500.000
|
-
|
100.000
|
400.000
|
Depresiasi
|
250.000
|
-
|
-
|
250.000
|
1.000.000
|
-
|
-
|
||
EBIT
|
1.200.000
|
-
|
-
|
|
Interest
|
200.000
|
-
|
200.000
|
|
EBT
|
1.000.000
|
-
|
-
|
|
Taxes (50%)
|
500.000
|
-
|
-
|
|
EAT
|
500.000
|
-
|
-
|
|
Total Cost
|
3.000.000
|
1.000.000
|
Dari data diatas : Hitung BEP sebelum pajak dan buktikan bahwa penjualan
sebesar BEP,laba/rugi = 0
Penyelesaian :
Dik:
FC : Rp 1.000.000
P :____________= Rp 100
V :____________= Rp 60
VC : Rp 3.000.000
S : Rp 5.000.000
BEP (Unit) =________________=
25.000 unit
BEP(Rp) =________________= Rp
2.500.000
Untuk menguji apakah pada penjualan sebesar Rp 2.500.000 keuntungan/rugi
= 0
Keterangan
|
Pendapatan
|
VC
|
FC
|
|
Sales 50.000 unit
|
2.500.000
|
-
|
-
|
|
COGS (56%)
|
1.400.000
|
1.400.000
|
-
|
|
Gros Profit
|
1.100.000
|
-
|
-
|
|
Oprating Exp :
|
||||
Selling
|
200.000
|
-
|
50.000
|
150.000
|
General & adm
|
450.000
|
-
|
50.000
|
400.000
|
Depresiasi
|
250.000
|
-
|
-
|
250.000
|
900.000
|
-
|
-
|
||
EBIT
|
200.000
|
-
|
-
|
|
Interest
|
200.000
|
-
|
200.000
|
|
EBT
|
0
|
|||
Total Cost
|
1.500.000
|
1.000.000
|
*Dikarenakan penjualan sebelumnya Rp 5.000.000 menjadi Rp 2.500.000
berarti mengalami penurunan 50%. Biaya variabel ikut berubah mengalami
penurunan 50% dan biaya tetap tidak berubah.
Margin of Safety
Erat hubungannya dengan analisis BEP yaitu : untuk menentukan seberapa
jauhkan berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
Rumus : M/S
=_____________________ x 100%
Sedang utk menentukan berapa tingkat penjualan yang harus dicapai untuk
memperoleh keuntungan tertentu dapat digunakan rumus sbb :
Sales (BEP + Profit)/ tingkat laba =_________________
Contoh Soal (penyederhanaan dari soal sebelumnya)
Budget sales 50.000 unit Rp
5.000.000
FC Rp 1.000.000
VC Rp 60/unit Rp
3.000.000 +
TC Rp
4.000.000 –
Profit Rp
1.000.000
Faktor-faktor
yang mempengaruhi BEP:
a.
FC
naik Rp 375.000, harga jual turun menjadi Rp 80, penjualan naik 20% dan V tetap
Rp 60,-
b.
Menentukan
penjualan bila diinginkan profit Margin 10% berdasarkan BEP poin a
c.
Menentukan
Margin of Safety berdasarkan data a dan b.
Jawab:
a. FC = Rp 1.000.000 + Rp 200.000 = Rp
1.375.000
P = sebelumnya Rp
5.000.000 : 50.000 unit =Rp 100,
menjadi Rp 80,-
S = 50.000 unit x 120% =
60.000 unit sehingga,
60.000 unit x Rp 80 = Rp 4.800.000
VC = Rp 60 x 60.000 = Rp 3.600.000
BEP(Rp) =____________________=
Rp 4.800.000
BEP (Unit) =____________________=
60.000 unit
b. Sales =____________________
Sales =____________________
Sales =____________________
0,25 sales = Rp 1.200.000 + 0,10 sales
0,25 sales – 0,10 sales = Rp 1.200.000
0,15 sales = Rp 1.200.000
Sales = Rp 8.000.000
c. M/S =______________________ x 100%
M/S= 40%
BAB
III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Analisa break even point adalah suatu teknik analisa
untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan
volume kegiatan.
Analisa BEP sangat penting bagi pimpinan perusahaan
untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa jumlah biaya akan sama dengan
jumlah penjualan atau dengan kata lain dengan mengetahui BEP kita akan
mengetahui hubungan antara penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi atau
laba,sehingga memudahkan bagi pemimpin perusahaan untuk mengambil kebijaksanaan.
Akan tetapi tidak dapat di pungkiri bahwa analisa BEP ini pun mempunyai
beberapa kelemahan.
Kelemahan utama dari analisa BEP ini antara lain :
asumsi tentang linearity, kliasifikasi cost dan penggunaannya terbatas untuk
jangka waktu yang pendek.
DAFTAR
PUSTAKA
I Made Sudana. 2011. Manajemen
keuangan Peursahaan. Erlangga, Jakarta. Syafri Sofyan, Analisis Kritis
Laporan Keuangan, Rajawali Pres, Jakarta, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar